ILMU
KEPERAWATAN
DASAR
II
(STUDI
KASUS GASTRITIS KRONIS)
Disusun oleh:
Kelompok 5
A5-C
Adistia Dewi (01/11.321.1140)
Nengah
Budiani (05/11.321.1144)
Dewi
Lasyantia (09/11.321.1148)
Diah Trisna Dewi (11/11.321.1150)
Eka
Desiari (13/11.321.1153)
S1. Keperawatan
STIKES WIRAMEDIKA PPNI BALI
TAHUN AJARAN 2011/2012
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn. D
DENGAN DIAGNOSA MEDIS GASTRISTIS KRONIS
DI RUANG ANGSOKA RSUD KAPAL
TANGGAL 11-20 DESEMBER 2011
I.
PENGKAJIAN
1. Identitas
a.
Identitas Pasien
Nama : ”Tn. D ”
Umur : 17 Tahun
Agama
: HINDU
Jenis
Kelamin : LAKI-LAKI
Status : BELUM MENIKAH
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PELAJAR
Suku
Bangsa : BALI/INDONESIA
Alamat : Br.
DELOD YEH, KEKERAN, MENGWI, KABUPATEN BADUNG
Tanggal
Masuk : 10 Desember 2011
Tanggal
Pengkajian : 11 Desember 2011
No.
Register : 01501813
Diagnosa
Medis : GASTRITIS KRONIS
b.
Identitas Penanggung
Jawab
Nama : ”Ny. M”
Umur : 45
Tahun
Hub.
Dengan Pasien : ORANG TUA
Pekerjaan : PNS
Alamat :
Br. DELOD YEH, KEKERAN, MENGWI,
KABUPATEN BADUNG
2.
Status
Kesehatan
a.
Status
Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan
Utama (Saat MRS dan saat ini)
Pada saat MRS dan pengkajian, pasien
mengeluh perih di bagian perut atas tepatnya di ulu hati.
2) Alasan
masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Pada hari Sabtu, 10 Desember 2011,
sekitar pukul 19.00 WITA, Pasien hendak pergi bersama teman dekatnya ke Taman
Kota. Tiba-tiba saat ingin berangkat, dia mengeluh perih pada perutnya disertai
meringis kesakitan, sampai tidak bisa bangun. Pada saat itu, tidak sengaja
ibunya melihat anaknya meringis kesakitan sambil memegang perut di dalam kamar.
Lalu ibu pasien bergegas membawa anaknya ke rumah sakit Kapal, sekitar pukul 20.00
WITA.
Sesampainya di sana keadaan pasien
sudah benar-benar tidak berdaya ditambah lagi dengan mual hingga muntah,
perawat langsung memberikan tindakan medis ringan seperti dipasang infus, cek
tensi, dan akhirnya dibawa ke ruang rawat inap Angsoka.
Pada saat pengkajian pasien meringis
kesakitan dan mengeluh perih yang tidak tertahankan seperti diiris pisau pada bagian ulu hati dengan skala 8( skala 0-10) setelah makan, pasien juga
mengeluh mual disertai muntah dan perut terasa kembung.
3)
Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Hal yang pertama dilakukan keluarga
adalah langsung membawa pasien ke rumah sakit Kapal
b.
Status
Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit
yang pernah dialami
Pasien mengatakan bahwa ia mengalami
penyakit serius, contohnya maag kronis.
2) Pernah
dirawat
Pasien mengatakan bahwa ia pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya
3) Alergi
Pasien
mengatakan bahwa ia tidak mempunyai alergi terhadap makanan ataupun
obat-obatan.
4) Kebiasaan
(merokok/kopi/alkohol dll)
Pasien mengatakan bahwa ia terkadang merokok dan
minum-minuman keras.
c.
Riwayat
Penyakit Keluarga
Ibu
pasien mengatakan, pasien maupun keluarga pasien tidak mempunyai riwayat
penyakit keluarga atau penyakit keturunan seperti DM, Asma, penyakit jantung, maupun
hipertensi.
d.
Diagnosa
Medis dan therapy
1) Diagnosa
Medis : Gastritis Kronik Tipe B
2) Therapy
tanggal 11 Desember 2011
JENIS
|
NAMA OBAT
|
DOSIS
|
RUTE
|
Sirup
|
Antasid
|
3x1
ml
|
Oral
|
Tablet
|
Aspirin
|
3x1
mg
|
Oral
|
Tablet
|
Amoksisilin
|
3x1
mg
|
Oral
|
Tablet
|
Klaritromisin
|
3x1
mg
|
Oral
|
Antibiotik
|
Tetrasiklin
|
3x1
mg
|
Oral
|
Injeksi
|
Altropin
|
3x4
mg
|
Intravena
|
3. Pola
Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
a. Pola
Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan bahwa gaya
hidupnya kurang baik karena ia merokok 5 batang dalam seahari dan minum minuman
keras saat hari hari tertentu, contohya hari raya, dan tahun baru.
b. Pola
Nutrisi-Metabolik
·
Sebelum
sakit : Pasien mengatakan bahwa ia makan secara tidak
teratur. Terkadang ia makan 2xsehari dan
bahkan hanya 1xsehari dengan porsi sedang. Jenis makan yang ia makan adalah
makanan siap saji/instan dan minumannya soft drink 2x sehari. Berat badannya 55 kg
dan tingginya 165 cm.
·
Saat
sakit : Pasien mengatakan bahwa ia makan pada saat sakit sebanyak
1x sehari dan jenis makanannya adalah makanan yang diberikan oleh RS dengan
porsi normal tetapi tidak habis.Ketika dia makan, makanan tersebut terkadang
dimuntahkan dan sama sekali tidak ada nafsu makan sehingga dia merasa lemas, serta
hanya minum ± 3 gelas. Berat badannya turun hingga 3 kg.
c. Pola Eliminasi
1) BAB
·
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bahwa biasanya ia BAB normal pada pagi
hari dan karakteristik feses normal yang
berbentuk padat, warna feses
kuning kecoklatan, dan berbau khas feses.
·
Saat sakit : Pasien mengatakan hingga saat ini belum dapat BAB.
2) BAK
·
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bahwa biasanya ia BAK secara normal
dan karakteristik urinnya cair,
warna urine kuning bening, dan berbau khas urine.
·
Saat sakit : Pasien mengatakan bahwa biasanya ia BAK secara normal dan
karakteristik urinnya cair dengan bau obat.
d.
Pola aktivitas dan
latihan
1)
Aktivitas
Kemampuan Perawatan Diri
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Makan
dan minum
|
ü
|
·
|
·
|
·
|
·
|
Mandi
|
·
|
·
|
ü
|
·
|
·
|
Toileting
|
ü
|
·
|
·
|
·
|
·
|
Berpakaian
|
·
|
·
|
ü
|
·
|
·
|
Berpindah
|
ü
|
·
|
·
|
·
|
·
|
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3:
dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total
2)
Latihan
·
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bahwa ia dapat melakukan kegiatan
sehari-hari seperti
biasanya. Contohnya : pergi ke kampus setiap hari, bermain futsal 1 minggu sekali, dll.
·
Saat
sakit : Pasien mengatakan bahwa sakitnya mengganggu aktivitasnya
dan hanya bisa berbaring di tempat tidur.
e.
Pola Kognitif dan Persepsi
Status
mental pasien sadar, pasien dapat berbicara secara normal dengan menggnakan
bahasa Indonesia, dan tidak ada gangguan dalam membaca serta berinteraksi.
Pendengarannya normal dan pengeliatannya dibantu kaca mata. Terkadang pasien
mengalami vertigo.
f.
Pola Persepsi-Konsep diri
Pasien mengatakan bahwa ia tidak terganggu baik harga
diri, identitas diri, ideal diri, gambaran diri, dan konsep dirinya
g.
Pola Tidur dan Istirahat
·
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bahwa ia sering tidur larut malam pukul
01.00 WITA dan terbangun pukul 09.00 WITA dengan memekai kasur, guling, dan
bantal serta penerangan dengan tidak memakai lampu dan tidur dengan nyenyak.
·
Saat
sakit : Pasien mengatakan bahwa tidurnya tidak nyenyak, biasanya
tidur pada pukul 20.00 WITA dan sering terbangun setiap 2 jam sekali karena
rasa perihnya, dan ia tidur memakai lampu.
h.
Pola Peran-Hubungan
Status
pasien adalah belum menikah dan bekerja karena masih pelajar. Selama pasien
sakit , ia selalu didampangi pihak keluarganya.
i.
Pola
Seksual-Reproduksi
· Sebelum sakit :
Tidak terkaji.
· Saat sakit :
Tidak terkaji.
j.
Pola Toleransi Stress-Koping
Pasien
mengatakan, karena penyakitnya ini ia tidak dapat makan-makanan yang ia sukai
dan tidak sampai membuatnya depresi, hanya saja merasa sedih karena penyakitnya
menggagalkan semua rencana kegiatannya.
k. Pola
Nilai-Kepercayaan
Pasien
mengatakan bahwa ia menganut agama hindu dan biasanya sembahyang 2 x sehari
tetapi saat sakit dia hanya bisa sembahyang di temnpat tidur.
4. Pengkajian
Fisik
a.
Keadaan
umum : lemah
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen /
sopor/koma
GCS =
verbal : 5 Psikomotor : 6 Mata : 4
b.
Tanda-tanda
Vital : Nadi= 90x/menit, Suhu =38 ̊
C
, TD = 90/70 mmHg, RR =20x/menit
c.
Keadaan
fisik
a.
Kepala dan leher :
1. Kepala
Muka pasien terlihat normal simetris,
persebaran rambut merata, rambut berwarna
hitam, tidak terdapat luka pada kulit kepala, tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba massa, keadaan tengkorang normal.
2. Mata
Mata pasien berbentuk bulat atau sperik,
matanya sayup, bentuk pupilnya sama besar, sklera putih, tidak ada sekret dan tidak
ada nyeri tekan pada bola mata
3. Hidung
Lubang hidung pasien simetris, tidak
terdapat sekret, dan tidak ada pembengkakan.
4. Telinga
Bentuk telinga pasien simetris, tidak
terdapat serumen, dan tidak ada nyeri tekan pada telinga.
5. Mulut
Kebersihan mulut pasien cukup, mukosa
bibir kering, warna lidah pucat, tidak terdapat benjolan pada lidah, tidak ada pendarahan pada mulut dan tidak ada
nyeri tekan pada lidah.
6. Leher
Warna kulit leher pasien normal seperti
warna kulit di sekitarnya, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan
kelenjar tiroid dan limfe, dan tidak ada peradangan.
b.
Dada :
1. Paru
Bentuk paru-paru pasien simetris, tidak
ada bekas luka , tidak ada nyeri tekan, tidak
terasa massa, terdengar suara sonor, dan suara resonan normal.
2. Jantung
Pada jantung pasien tidak ditemukan
kelainan, tidak teraba massa, terdengar suara pekat, bunyi jantung pertama (S1)
keras, dan bunyi jantung kedua (S2) rendah.
c. Payudara
dan ketiak :
1. Payudara
Bentuk dan
ukuran payudara pasien simetris, warna kulit normal, tidak ada bekas luka dan tidak teraba massa.
2. Ketiak
Pada ketiak
pasien tidak ada warna kemerah, tidak teraba massa, dan tidak ada pembengkakan
pada limfe.
d.
Abdomen
Perut pasien terlihat kembung, tidak
terjadi pigmentasi, terdengar suara peristaltik normal 8-15 x/menit,terdapat
nyeri tekan, ada edema, dan suaranya terdengar timpani
e.
Genetalia : Tidak terkaji
f.
Integumen
Pada integumen pasien tidak ada bekas
luka, tidak ada hiperpigmentasi, warna kulit kuning langsat, tidak ada luka
lecet, adanya penurunan turgor kulit, dan tidak ada benjolan.
g.
Ekstremitas
Pada
ekstremitas pasien bagian atas dan bawah tidak
ada edema , dan bekas luka.
h.
Neurologis
·
Status mental dan emosi :
Ekspresi wajah pasien tampak sedih, kemampuan berbahasa kurang jelas dan berfikir
normal.
·
Pengkajian saraf kranial : Semua saraf kranial yang mengatur panca indra
pasien berfungsi secara normal.
·
Pemeriksaan refleks : Semua refleks pada pasien bekerja secara normal
b.
Pemeriksaan
Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
·
Pemeriksaan darah
Hasil pemeriksaan
Hematologi tanggal 12 Desember 2011, pukul 10.00 WITA.
Specimen : Darah EDTA
NO.
|
PARAMETER
|
HASIL
|
SATUAN
|
NILAI RUJUKAN
|
1.
|
WBC
|
8,50
|
10^3/ µL
|
4,10-11,00
|
|
·
NE%
|
66,40
|
%
|
47,00-80,00
|
|
·
LY%
|
20,30
|
%
|
13,00-40,00
|
|
·
MO%
|
8,00
|
%
|
2,00-11,00
|
|
·
EO%
|
4,90
|
%
|
0,00-5,00
|
|
·
BA%
|
0,40
|
%
|
0,00-2,00
|
|
·
NE#
|
5,60
|
10^3/ µL
|
2,50-7,50
|
|
·
LY#
|
1,70
|
10^3/ µL
|
1,00-4,00
|
|
·
MO#
|
0,70
|
10^3/ µL
|
0,10-1,20
|
|
·
EO#
|
0,40
|
10^3/ µL
|
0,00-0,50
|
|
·
BA#
|
0,00
|
10^3/ µL
|
0,00-0,10
|
2.
|
RBC
|
4,18
|
10^6/ µL
|
4,50-5,90
|
3.
|
HGB
|
12,50
|
9/dL
|
13,50-17,50
|
4.
|
HCT
|
35,90
|
%
|
41,00-53,00
|
5.
|
MCV
|
85,80
|
fL
|
80,00-100,00
|
Hasil
pemeriksaan kimia klinik tanggal 12 Desember 2011 pukul 11.00 WITA
Specimen
: Serum
PARAMETER
|
HASIL
|
SATUAN
|
NILAI RUJUKAN
|
REMARKS
|
METODE
|
Bun
|
14,00
|
mg/dL
|
8,00-23,00
|
Rendah
|
Enzymatic Colorimetric Test, Hexokinase, Ion
Selective Eleckode, Ion Selective Electrode
|
Creatinin
|
0,66
|
mg/dL
|
0,70-1,20
|
||
GDS
|
133,00
|
mg/dL
|
70,00-140,00
|
||
Natrium
|
142,00
|
mmol/L
|
136,00-145,00
|
||
Kalium
|
3,65
|
mmol/L
|
3,50-5,10
|
2. Pemeriksaan radiologi
Hasil pemeriksaan radiologi tidak berpengaruh untuk menegakkan
diagnosis gastritis kronik.
3. Hasil konsultasi
Antara dokter dengan perawat melum melakukan konsultasi.
4. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
USG
abdomen.
5.
ANALISA DATA
A. Tabel Analisa Data
No
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
1
|
DS:
pasien mengeluh perih di
bagian perut atas tepatnya di ulu hati.
DO :
Terdapat nyeri tekan, dan ada
edema pada lambung, ekspresi pasien meringis, skala nyeri 8 ( 0-10 ), perutnya
terlihat kembung dan TD 90/70.
|
Ketunadayaan fisik kronis :
|
Nyeri kronis
|
2.
|
DS:
1. Pasien
mengatakan bahwa ia makan pada saat sakit sebanyak 1x sehari dan jenis
makanannya adalah makanan yang diberikan oleh RS dengan porsi normal tetapi
tidak habis.Ketika dia makan, makanan tersebut terkadang dimuntahkan dan sama
sekali tidak ada nafsu makan serta hanya minum ± 3 gelas.berat badannya turun
hingga 3 kg.
2. Pasien mengatakan hingga saat ini belum dapat BAB.
DO
:
Adanya penurunan turgor kulit, muntah yang berisi makanan yang terakhir
dimakan, berat badan turun, mukosa bibir kering, warna lidah pucat dan nafsu
makan tidak ada.
|
Ketidakmampuan untuk mencerna makanan.
|
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
|
B. Tabel Daftar
Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas
NO
|
TANGGAL / JAM DITEMUKAN
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
TANGGAL
TERATASI
|
Ttd
|
1.
|
11-12-2011
pukul 10.00 WITA
|
Nyeri
kronis berhubungan dengan Ketunadayaan kronis ditandai dengan :pasien
mengeluh perih di bagian perut atas tepatnya di ulu hati., terdapat nyeri
tekan., ada edema pada lambung., ekspresi pasien meringis., skala nyeri 3 ( 0-4
),Perut terlihat kembung ,TD = 90/70 mmHg
|
14-12-2011
pukul 11.00 WITA
|
|
C.
Rencana
Tindakan Keperawatan
Hari/
Tgl
|
No Dx
|
Rencana Perawatan
|
Ttd
|
|||
Tujuan dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
||||
Minggu,
11-12-2011 Pukul 10.15
WITA
|
|
Setelah
diberikan ASKEP 3x 24 jam diharapkan nyeri klien berkurang , hingga hilang,
dengan criteria:
· Klien
melaporkan nyeri terkontrol/berkurang
0-1( skala 0-10)
· Pasien
dapat tidur rileks dan nyaman.
· Klien
dapat menjalankan aktivitas yang menurunkan nyeri.
· Diharapkan
TTV klien normal seperti sebelum sakit dengan criteria :
- RR = 20x/menit
- Nadi = 80 x/menit
- Suhu = 37ºC
- TD = 120/90 mmHg
|
1. Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya,
intensitas (skala 0-4)
2. Catat petunjuk nyeri non-verbal, seperti :
gelisah, berhati-hati dengan abdomen. Selidiki ketidak sesuaian antara
petunjuk verbal dan non-verbal.
3. Identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan
ketidak nyamanan.
4. Berikan perawatan oral sering dan tindakan
kenyamanan, misalnya massas, dan perubahan posisi.
5. Bantu latihan rentang gerak akut / pasif.
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberikan obat
antikolinergik penurun nyeri sesuai indikasi
7. Kaji TTV .
|
1. Nyeri tidak selalu ada, tetapi bila ada harus
dibandingkan dengan gejala nyeri pasien sebelumnya, dimana dapat membantu
mendiagnosa etiologi pendarahan dan terjadinya komplikasi.
2. Petunjuk non-verbal dapat berupa fisiologis dan
psikologis, dapat digunakan dalam menghubungkan petunjuk verbal untuk
mengidentifikasi luas/ beratnya masalah.
3. Makanan khusus yang menyebabkan distress
bermacam-macam antara individu. Penelitian menunjukkan merica berbahaya dan
kopi (termasuk dekafein) dapat
menimbulkan dispepsial.
4. Menurunkan kekuatan sendi, meminimalkan nyeri/
ketidak nyamanan.
5. Nafas bau karena tertahannya secret mulut
menimbulkan tak nafsu makan dan meningkatkan mual.
6. Diberikan pada waktu tidur untuk menurunkan
motilitas gaster, menekan produksi asam, memperlambat pengosongan gaster dan
menghilangkan nyeri nocturnal sehubungan dengan ulkus gaster.
7. Untuk membedakan keadaan TTV normal klien dengan
keadaan TTV pada waktu sakit.
|
|
D.
Implementasi
Keperawatan
Hari/ Tgl/Jam
|
No Dx
|
Tindakan Keperawatan
|
Evaluasi
proses
|
Ttd
|
Minggu,
11-12-2011 Pukul
12.15 WITA
|
1.
|
1. Mencatat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya,
intensitas (skala 0-10)
2. Mencatat petunjuk nyeri non-verbal, seperti :
gelisah, berhati-hati dengan abdomen. Selidiki ketidaksesuaian antara
petunjuk verbal dan non-verbal.
3. Mengidentifikasi dan batasi makanan yang
menimbulkan ketidak nyamanan.
4. Memberikan perawatan oral sering dan tindakan
kenyamanan, misalnya massase, dan perubahan posisi.
5.Berkolaborasi
dengan dokter dalam pemberikan obat antikolinergik penurun nyeri sesuai
indikasi
6.
Mengkaji TTV
|
1. DS : Pasien melaporkan nyeri pada abdomen di ulu
hati sudah berkurang
DO :
Dengan skala 2 dan nyeri berlangsung ± 20 menit.
2. DS :
Pasien mengatakan sudah lebih baik.
DO :
Ekspresi muka pasien terlihat lebih tenang.
.
3. DS :
Pasien mengatakan bahwa ia sudah berusaha untuk mengurangi makanan
yang menimbulkan ketidaknyamanan, seperti kopi / rokok.
DO : Pasien tampak lemas.
4. DS : Pasien tampak lebih nyaman pada saat
berubah posisi.
DO :Pasien sudah mengikuti instruksi.
5. DS : Pasien mengatakan bersedia diberikan obat
antikolinergik penurun nyeri
DO : Obat masuk melalui injeksi, tidak ada reaksi
alergi.
6. DS : Pasien bersedia untuk dikaji TTVnya
DO :
- RR =
20x/menit
- Nadi = 80 x/menit
- Suhu = 37,8ºC
- TD = 90/80 mmHg
|
|
E.
Evaluasi
Keperawatan
No
|
Hari/Tgl
Jam
|
No
Dx
|
Evaluasi
|
TTd
|
|
|
Rabu,
14-12-2011
Pukul
12.15 WITA
|
1.
|
1.
S : Pasien mengeluh nyeri pada abdomen
di ulu hati,
O
: Pasien tampak lebih nyaman dengan
skala 6(0-10)
- RR = 20x/menit
- Nadi = 80 x/menit
- Suhu = 37,4ºC
- TD = 100/90mmHg
A : Masalah
teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Intervensi yang dilanjutkan adalah:
a. Mencatat
keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas (skala 0-10)
b. Mengidentifikasi
dan batasi makanan yang menimbulkan ketidak nyamanan.
c. Berkolaborasi
dengan dokter dalam pemberikan obat antikolinergik penurun nyeri sesuai
indikasi
d. Memberikan
perawatan oral sering dan tindakan kenyamanan, misalnya massase, dan
perubahan posisi.
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam.2008.Proses
dan Dokumentasi:Konsep dan Praktik,Edisi:2.Jakarta:Salemba Medika
Internasional,NANDA.2010.Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klarifikasi 2009-2011. Jakarta:EGC
Priharjo,Robert.1994.pengkajian Fisik Keperawatan.Jakarta:EGC
Muttaqin,Arif.dkk.2011.Gangguan
Gastrointestinal:Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:Salemba
Medika
Doenges,Marilynn.dkk.1993.Rencana
Asuhan Keperawata. Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien.Jakarta:EGC
Saya sangat senang dengan isi artikel Anda sangat bermanfaat dan saya tunggu artikel berikutnya untuk memperbarui informasi lagi.
BalasHapusObat Sakit Maag Untuk Anak, Dewasa Dan Orang Tua Obat Maag
info yang sangat bagus dan menarik.. terima kasih
BalasHapusOBAT MAAG,
terima kasih infobnya, sangat bagus sekali
BalasHapusOBAT MAAG,
artikel yang sangat bagus sekali.. terima kasih
BalasHapusOBAT MAAG,
terima kasih untuk infonya,
BalasHapusOBAT MAAG,
terima kasih untuk ifonya.. ditunggu info selanjutnya
BalasHapusOBAT MAAG,
thanks for share. nice info
BalasHapusOBAT MAAG
Obat Asam Lambung
BalasHapusObat Flek Paru Paru
Obat Keloid Menahun
Obat Benjolan Kecil di Leher
Obat Usus Buntu
QnC Jelly Gamat Asli Tasikmalaya, Jawa Barat
Obat Fatty Liver