CATATAN KEPERAWATAN : Januari 2013

Rabu, 16 Januari 2013

BOSEN BUAT TUGAS? baca Cerpen dulu yuk.... masih seputar kesehatan loh....


ARTI SEBUAH GORESAN
“Claudi Claudi……… main yuk ke taman, aku sendirian dirumah… “ kata seorang anak manis kecil yang sangat imut dan menggemaskan. “ok!!! Ayo…. Aku juga udah bosen dirumah gg ada yang tak ajak main, mama claudi main sama mia ya di taman???” kata claudi sahabat karib Mia. “ya, hati hati disana kalian ya!!” kata mama.
Mia dan Claudia adalah sahabat karib yang sangat dekat dan hampir tidak bisa dipisahkan, sama sama anak yang kecil , manis, cantik dan sangat menggemaskan, umur merka baru menginjak 8 tahun. Mereka berdua adalah seorang anak dengan keahlian di bidang seni, terlihat dari masa kanak kanaknya ,Mia sangat cepat mengafal lagu lagu, dan pintar menyanyi, sedangkan Claudia sangat pintar memadukan warna di gambarnya, gambarnya pun sangat bagus dan menarik
Lintas cerita , mereka sudah menginjak usia 17 tahun, dan mereka juga bersekolah di SMA yang sama, memang dari SD sampe SMP pun mereka bareng bareng. Claudia tumbuh menjadi wanita yang cantik dan pintar bergaul hingga banyak yang suka dengannya, dan sangat modis , sedangkan Mia juga tumbuh menjadi wanita yang cantik dan anggun dengan suara yang sangat merdu, haya saja ia sangat memilih dalam urusan berpacaran
Memang benar kesenian yang mereka punya sewaktu kecil  sudah mulai terlihat hasilnya, Mia selalu mewakili sekolahnya untuk lomba menyanyi se SMA, dan selalu mendapatkan juara anatara 1,2, dan 3. Sedangkan Claudia sangat pintar melukis. Lukisannya sering sekali mendapatkan juara dan mengharumkan sekolahnya, bukan itu saja di kamar Claudia hampir seluruh temboknya dan catatan buku pelajarannya sangat banyak berisi gambar gambaran yang unik dan menarik.
Mereka pergi selalu berdua , kemana mana berdua prestasinya pun juga sama sama sangat mengharumkan nama SMA nya, sampai sampai disekolahnya mereka itu sangat popular baik dalam kalangan guru guru dan juga teman temannya dan sampai ada yang salah memnggil nama mereka, saking miripnya.
“Mia…. Anterin aku yuk, kita shoping pulang sekolah, he…..bulan ini aku belum dapat shopping, katanya ada model baju yang baru baru tau…. Yuk anterin aku !! yaya….. “ kata Claudia di saat istirahat pelajaran. “kamu ni ah baru aja waktu ni shopping seabreg gitu beli baju, udah beli lagi,ckckck…. Mending anterin aku ke karokean, kita berteriak tanpa batas, hahahaha…. “ kata Mia membujuk.
“ahhh…. Gg mau, gni dech anterin aku dulu beli baju baru ke karoke, soalnya minggu ne aku dsuruh liat konsernya dimas, he…” “ehm dasar…. Gg dimas, Kevin, ardi, mike . semuanya you embat!” kata mia dengan heran. “ya ga papa, mereka yang mau ama aku , aku sich terima terima aja, sudahlah selagi masih muda bro lakukan apa yang kamu inginkan, yaya… anterin aku sobat!!he..” kata Claudia dengan gayanya yang centil.
“ya ya, apa sich yang gg buat sahabatku nie…. “ kata Mia dan ahirnya bel masuk kelas pun berbunyi. Saatnya pulang sekolah, mereka berdua pun pergi shopping. Biasa kebiasaan caludia yang sangat lama memilih baju yang ingin dibelinya mucul setiap shooping. akhirnya tak lama kemudian caludia  selesai memilih. “Mia aku bingung nie milih mereka ,dimas cakep anak band tajir pula seru juga kalo keluar ma dia nyambung anaknya, Kevin baik banget ama aku sayang banget ma aku, kalo ardi….. ehmmmm dia cakep tapi gg da feel aku ma dia, antara Kevin sama dimas mana ya .baiknya aku pilih??? Menrutmu Mia???” kata Claudia dengan bingung. “gni dech ikutin kata hatimu Claudi, kata hatimu yang paling tau jawabannya, tapi pesanku, inget jangan terlalu saying sama cowok, jaga diri jangan yang aneh aneh , ngertikan maksudku??? Kata mia membantu memberikan pilihan pada sahabatnya. “ sip! Bro, duh sahabatku nie jek yang paling the best dech, tahnk you ya…. Oya trus kamu gmana sama andi and Michel ??? “ “ah gg penting mereka aku mau yang biasa aja, mereka terlalu over ah…. “ kata Mia dengan santainya
Keesokan harinya , Claudy jadi kan sekarang kamu nonton aku konser??? Jadi ya…. Jangan kecewain aku, ok! Kata dimas pacar yang paling ia sayangi. “Sip!! Pasti aku datang….”apa sich yang gg buat kamu” kata Claudia dengan ekspresi muka yang berbina binar.
Malam harinya Claudia pun datang dengan sangat mempesona, dimas sangat pangling melihat ceweknya yang cantik itu. “hai…. Aku telat gg dim??? “ Tanya Claudia. “ gg kok , pas banget karang giliranku tampil, tunggu ya!!”
Saat ia melihat dimas , ia tidak sengaja melihat cewek yang mempunyai tato di lehernya, tatonya sangat memikat di pandangan Claudia, kupu kupu yang sangat cantik. Lantas ia berfikir  dalam hatinya berkata “ kayaknya boleh to, tatoan, keren ….. cewek jarang banget ada yang pake tato, coba ah…. Lain dari pada yang lain , kamarku bukuku, hampir semua benda udah aku gambarin, ya kenapa gg badanku, asyik kayaknya” . akhirnya dimas turun dari panggung dan menghampiri Claudia, gg lama kan claudy??” kata dimas “ gg kok, keren dech kamu disana “ memuji dimas.
“ah.. kamu nie bisa aja!” “ mau nanyak dong menrutmu , aku bagus gg ya di tato??? Tadi sempet lihat cewek tatoan di leher gambar kupu kupu, keren….. !!” kata Claudia berharap. “ wih tatoan, cewek jarang banget punya tato tapi aku sich terserahmu yang penting kamu suka aku gg ngelarang, aku terima kamu apa adanya” kata dimas memberikan pilihan kepada Claudia.
Akhirnya ia mencoba tato yang tidak permanen terlebih dahulu  di bagian tubuhnya yang sama sekali tidak terlihat orang. Jangankan sahabat orang tuanya pun sama sekali tidak mengetahui apa yang dikerjakan oleh Claudia. Sampai akhirnya ia mencoba tato permanen di bagian punggungnya, hampir seluruh bagian punggungnya terisi penuh oleh macam macam tato dengan banyak sekali variasi bentuk dan gambar dari tatonya itu. Ia merasa sangat keren memakai tato itu dan hampir 2minggu sekali dia menambah gambar dan warnanya. Sampai suatu saat , pada waktu di kelas Claudia duduk di depan Mia. “yah jatuh, duh jauh lagi tu jatuhnya ihhhh……” kata Claudia saat kesulitan mengambil pulpennya. Secara tidak sengaja Mia melihat bagian punggung Claudia karena baju Claudia gg tidak sengaja keangkat saking jauhnya mengambil pulpen yang terjatuh itu.
“ apa itu, kok warna warni?? Gambar??? Kata Mia dalam hatinya dan dengan tampang yang sangat penasaran, “ jangan jangan………………”
Mia tiba tiba menarik tangan Claudia dan langsung diseret ke toilet, “aduhhhh…… mia lepasin , sakit tau, apa apaan sich kamu nie lepasin!!!! Aku bilang lepasin!!! SAKIIITTTTTT……! Kata Claudia kesakitan.
“aku mau liat , sini aku lihat!!” “apa apaan sich kamu??? Apaan sich kamu nie mia ANEH!” sretttttt….. mia langsung menarik baju bagian belakang Claudia ke atas, sontak suasana menjadi hening.
“claudi…… apa apaan kamu nie hah??? Sejak kapan kau pake gni?? Kenapa kamu jadi gni??? Dimas yang ngehasut??? Kenapa bisa gini??? Pinter kali kamu nyembuyiin dari aku??? Jangan jangan mama mu sama sekali gg tahu??? Knapa kamu jadi gni sich??? Akal sehatmu kemana claudiiiiii……..!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! mia marah dan mengomel tanpa ada titik koma sediktpun nyroscos terus.
“stop stop dulu dong ngomongnya, biar aku jelasin semuanya!!!” “ kan aku udah pernah bilang jaga diri, jangan yang aneh aneh , ya kan??? Maumu apa sich caludi???” kata mia dengan geramnya. “ aku bilang STOP , STOP!!! Kasik aku ngomong dulu,… kata claudi menjelaskan. “ oke gini, awalnya aku nonton dimas konser, trus aku gg sengaja lihat cewek tatoan di lehernya, tatonya bagus, keren tau aku lihatnya, pikirku kan Cuma pengen nyoba sekalian nyalurin hobiku, aku bosen udah hampir semua barang barangku , aku lukis, nah aku berfikir kenapa gg badanku yang aku lukis, hehehe….. “ jawab Claudia  dengan polosnya.
“OMG claudi……………… kamu nie ah, kenapa gg bilang sama aku dulu??? Ortumu tahu???” “ ya maaf, aku udah tau kamu pasti dech gg bakal ngasik aku, gg lah mama mana mungkin aku kasik tahu, pasti gg dikasiklah, tenang aja ni dikit kok gg banyak, “
“ dikit gg banyak kamu bilang??? Punggungmu udah penuh claudi, ni kamu bilang gg banyak???? Kamu tau kan apa efek dari tatoan??? Kulitmu bisa iritasi yang lebih parah lagi bisa kanker kulit tau ,apa lagi kalo udah sering banget ganti ganti tato, ya kalo higenis tu jarum suntik, ah kamu nie ah trus dari kapan  kamu mulai tatoan??? Udah berapa x pake jarum suntik tatonya???…..” kata Mia cemas,
“ ehm brapa kali ya 2x dalam sebulan, he….. aku tahu, udah pasti baik baik aja kok ,  jangan khawatir, juga udah terlanjur “kata claudi dengan polosnya “ terserah mu dah .. kamu nie gg bisa dibilangin!!!,udah terlanjur juga aku harus buat apa,  tapi nanti kalo ada apa apa jangan nyalahin aku, ok!” “ ya… sippp bos!”. Akhirnya tak berselang lama, 3 hari setelah ketahuan oleh Mia, dan menambah lagi gambar tatonya efeknya mulai terasa. Setiap selesai mandi punggungnya terasa sangat perih dan kulitnya mulai merah tapi Claudia tetap bertahan dengan rasa itu dan berfikir gg ada apa apa , gg sakit PASTI. Tapi kenyataannya kulitnya terasa memang sangat terasa perih dan sangat merah di bagian punggungnya.
“Mia… punggungku perih sekali, kenapa ya???” “ sini sini aku lihat, claudi, kulitmu bener bener merah, dan bagian pinggirnya mulai mengkerut kayak ketarik gitu berdarah lagi claudi, duh pentesan kamu perih gni, lukanya lo  parah., kita periksain ke dokter ya???” “ ya tapi tetep jangan bilang mama, ntar aku di marah !” “udah gg usah mikir itu dulu yang penting periksain dulu kulitmu! Kata Mia dengan panic.
Akhirnya saat Mia dan Claudia memeriksa kulitnya ke dokter, dokter mengatakan Claudia terkena kanker kulit. Sontak  Mia dan Claudia termenung, dan Claudia terutama langsung denial , ia benar benar tidak percaya dengan apa yang dikatakan dokter, dan menangis histeris. Claudia seperti tidak ada harapan hidup selalu diam, pucat, dan parahnya lagi dimas pacarnya yang ia sangat sayangi dan pernah berkata akan menerimanya apa adanya , 360 derajat berbeda, dengan teganya ia memtuskan hubungannya dengan Claudia dan parahnya lagi memperlihatkan cewek barunya.
Benar benar membuat hidup Claudia hancur dan ia sangat menyesali perbuatannya. Orang tuanya pun baru mengetahui ini setelah Mia yang memberi tahu, orang tuanya sangat kaget dan terpukul selalu menyalahkan diri mereka, merasa tidak mampu menjaga anaknya
 “ udahlah Claudia , semuanya udah terjadi gg ada yang salah gg perlu terlalu menyesali , yakinkan dirimu kamu bisa bangkit walaupun dengan keadaan seperti ini, aku punya usul kamu buat pameran lukisan , jadi daripada kamu menyesali keadaan ini, kamu melukis aja apapun yang kamu inginkan” ya smangat……...!!!!
“ya ya , aku harus bisa memanfaatkan hidupku selagi masih bisa aku lakuin, aku akan kembali melukis lagi, ” makasi Mia, kamu slalu ada buat aku sewaktu aku sedih maupun senang , kamu bener bener sahabatku yang paling baik.” Kata Claudia dengan berusaha kembali  semangat.
Dan akhirnya ia terus menerus melukis , sampai pada akhirnya lukisan yang menjadi cikal bakal Claudia menjadi seorang pelukis terkenal di masa hidupnya adalah lukisan seorang wanita muda yang cantik dengan  tato di sekujur tubuhnya.
“sebenarnya aku harus bersyukur dengan apapun yang diberikan tuhan kepadaku, kulit ini aku sudah goreskan dengan hal hal yag tidak semestinya, sehingga kulit ini pun juga yang membuat aku kehilangan segalanya termasuk hidupku!” inilah kata kata terakhir yang diucapkan oleh Claudia sebelum ia menghembuskan nafas terkhirnya dan meninggalkan semua yang ada di dunia ini.

  





    

Laporan Pendahuluan BRONKIEKTASIS


BAB I
PENDAHULUAN

A.         Latar Belakang
Bronkiektasis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya dilatasi bronkus yang bersifat patologis dan berlangsung kronik. Dilatasi tersebut menyebabkan berkurangnya aliran udara dari dan ke paru-paru. Dengan alasan ini, bronkiektasis digolongkan dalam penyakit paru obstruktif kronik, yang bermanifestasi sebagai peradangan saluran pernafasan dan mudah kolaps, lalu menyebabkan obstruksi aliran udara dan menimbulkan sesak, gangguan pembersihan mukus yang biasanya disertai dengan batuk dan kadang-kadang hemoptisis.
Individu mungkin mempunyai predisposisi terhadap bronkiektasis sebagai akibat infeksi pernapasan pada masa kanak-kanaknya, campak, influenza, tuberculosis, dan gangguan immunodefisiensi. Setelah pembedahan, bronkiektasis dapat terjadi ketika pasien tidak mampu untuk batuk secara efektif, dengan akibat lendir menyumbat bronchial dan mengarah pada atelektasis.

B.         Rumusan Masalah
1.      Apa definisi dari bronkiektasis?
2.      Bagaimana epidemiologi dari bronkiektasis ?
3.      Apa yang menjadi penyebab dari bronkiektasis tersebut ?
4.      Apa saja yang menjadi faktor predisposisi bronkiektasis?
5.      Bagaimana patologi dari bronkiektasis tersebut ?
6.      Bagaimana patogenesis dari bronkiektasis ?
7.      Bagaimana patofisiologi dari bronkiektasis tersebut?
8.      Bagaimana klasifikasi bronkiektasis?
9.      Bagaimana gejala klinis dari bronkiektasis tersebut ?
10.  Apa saja pemeriksaan yang diperlukan untuk bronkiektasis ?
11.  Bagaimana menentukan diagnosis untuk bronkiektasis ?
12.  Apa kemungkinan komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh bronkiektasis ?
13.  Bagaimana prognosis dari bronkiektasis?
14.  Apa saja theraphy yang diberikan untuk bronkiektasis?
15.  Bagaimana penatalaksanaan untuk bronkiektasis?

C.         Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui bagaimana definisi, penyebab, epidemiologi, faktor predisposisi, patologi, pathogenesis, patofisiologi, klasifikasi, tanda dan gejala, pemeriksaan fisik dan laboratorium, diagnosis, komplikasi, prognosis, theraphy, serta penatalaksanaan bronkiektasis.

BAB II
PEMBAHASAN

KONSEP DASAR TEORI PENYAKIT

A.          DEFINISI
Bronkiektasis adalah dilatasi bronki dan bronkiolus kronis yang mungkin disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk infeksi paru dan obstruksi bronkus, aspirasi benda asing, muntahan, benda-benda dari saluran pernafasan atas, dan tekanan akibat tumor, pembuluh darah yang berdilatasi dan pembesaran nodus limfa (Brunner & Suddart, 2002). Menurut (Soeparman & Sarwono, 1990), bronkiektasis merupakan kelainan morfologis yang terdiri dari pelebaran bronkus yang abnormal dan menetap disebabkan kerusakan komponen elastis dan muscular dinding bronkus. Bronkiektasis berarti suatu dilatasi yang tak dapat pulih lagi dari bronchial yang disebabkan oleh episode pnemonitis berulang dan memanjang, aspirasi benda asing, atau massa ( mis. Neoplasma) yang menghambat lumen bronchial dengan obstruksi (Hudak & Gallo,1997). Bronkiektasis adalah dilatasi permanen abnormal dari salah satu atau lebih cabang-cabang bronkus yang besar ( Barbara E, 1998).

B.           EPIDEMIOLOGI
Bronkiektasis merupakan penyebab kematian yang amat penting pada negara-negara berkembang. Di negara-negara maju seperti AS, bronkiektasis mengalami penurunan seiring dengan kemajuan pengobatan. Prevalensi bronkiektasis lebih tinggi pada penduduk dengan golongan sosioekonomi yang rendah. 1,5 Data terakhir yang diperoleh dari RSUD Dr. Soetomo tahun 1990 menempatkan bronkiektasis pada urutan ke-7 terbanyak. Dengan kata lain didapatkan 221 penderita dari 11.018 (1.01%) pasien rawat inap.

C.          ETIOLOGI
1.      Kelainan Kongenital
Dalam hal ini brokiektasis terjadi sejak individu masih dalam kandungan. Faktor genetic atau factor pertumbuhan dan perkembangan fetus memegang peran penting. Brokietasis yang timbul congenital ini mempunyai ciri sebagai berikut :
a.       bronkiektasis mengenai hampir seluruh cabang bronkus pada satu atau kedua paru.
b.      bronkiektasis kongenital sering menyertai penyakit-penyakit kongenital lain, misalnya : mucoviscidosis, sindrom kartagener, hipo atau agamaglobulinemia.

2.      Kelainan Didapat
Bronkiektasis sering merupakan kelainan didapat dan kebanyakan merupakan akibat proses berikut:
a.    Infeksi
Bronkiektasis sering terjadi sesudah seorang anak menderita pneumonia yang sering kambuh dan berlangsung lama. Pneumonia ini umumnya merupakan komplikasi pertusis maupun influenza yang diderita semasa anak, tuberculosis paru, dan sebagainya.
b.   Obstruksi bronkus
Obstruksi bronkus yang dimaksud disini dapat disebabkan oleh berbagai macam sebab: korpus alienum, karsinoma bronkus atau tekanan dari luar lainnya terhadap bronkus.

D.          FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor predisposisi terjadinya bronkiektasis dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1.         Kekurangan mekanisme pertahanan yang didapat atau kongenital, biasanya kelainan imunologi berupa kekurangan globulin gamma atau kelainan imunitas selular atau kekurangan alfa-1antitripsin.
2.         Kelainan struktur kongenital seperti fibrosis kistik, sindrom Kartagener, kekurangan kartilago bronkus, dan kifoskoliosis kongenital.
3.         Penyakit paru primer seperti tumor paru, benda asing, atau tuberkulosis paru.

E.           PATOFISIOLOGI
Menurut Brunner & Suddarth (2002) patofisiologi dari bronkiektasis dimulai dari infeksi merusak dinding bronkial, menyebabkan kehilangan struktur pendukungnya dan menghasilkan sputum kental yang akhirnya dapat menyumbat bronki. Dinding bronkial menjadi teregang secara permanen akibat batuk hebat, infeksi melebar sampai ke peribronkial, sehingga dalam kasus bronkiektasis selular, setiap tuba yang berdilatasi sebenarnya adalah abses paru, yang eksudatnya mengalir bebas melalui bronkus. Brokiektasis biasanya setempat, menyerang lobus segmen paru. Lobus yang paling bawah sering terkena.
Retensi sekresi dan obstruksi yang diakibatkannya pada akhirnya menyebabkan alveoli disebelah distal obstruksi mengalami kolaps (atelektasis). Jaringan parut atau fibrosis akibat reaksi inflamasi menggantikan jaringan paru yang berfungsi. Pada waktunya pasien mengalami insufisiensi pernapasan dengan penurunan kapasitas vital, penurunan ventilasi, dan peningkatan rasio volume residual terhadap kapasitas paru total. Terjadi kerusakan campuran gas yang di inspirasi (ketidakseimbangan ventilasi-perfusi) dan hipoksimia.

F.           KLASIFIKASI
Menurut Suyono (2001) berdasarkan atas bronkografi (bentuknya) dan patologi, bronkiektasis dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
1.      Bronkiektasis tabung (Tubular, Cylindrikal, Fusiform Bronchiectasis)
Bronkiektasis bentuk ini merupakan brokiektasis yang paling ringan. Bentuk ini sering ditemukan pada bronkiektasis yang menyertai bronkiektasis kronik.
2.      Bentuk kantong (Saccular Bronchiectasis)
Bentuk ini merupakan bentuk brokiektasis yang klasik Ditandai dengan dilatasi dan penyempitan bronkus yang bersifat ireguler, bentuk ini kadang-kadang berbentuk kista.
3.   Varicose Bronchiectasis
      Merupakan gabungan dari kedua bentuk sebelumnya. Istilah ini digunakan karena bronkus menyerupai varises pembuluh vena.

G.          GEJALA KLINIS
Gejala dan tanda klinis yang timbul pada pasien bronkiektasis tergantung pada luas dan beratnya penyakit, lokasi kelainannya dan ada atau tidak adanya komplikasi lanjut. Ciri khas penyakit ini adalah adanya hemoptisis dan pneumonia berulang. Gejala dan tanda klinis tersebut dapat demikian hebat pada penyakit yang berat, dan dapat tidak nyata atau tanpa gejala penyakit yang ringan. Tanda dan gejala dari bronkiektasis diantaranya ialah sebagai berikut :
1.      Batuk
Hemoptisis mempunyai ciri antara lain batuk produktif berlangsung kronik, jumlah sputum bervariasi, umumnya jumlahnya banyak pada pagi hari sesudah ada posisi tidur atau bangun dari tidur. Sputum terdiri atas tiga lapisan :
a.       Lapisan teratas agak keruh, terdiri atas mucus
b.      Lapisan tengah jernih terdiri atas saliva
c.       Lapisan terbawah keruh, terdiri atas nanah dan jaringan nekrosis dari bronkus yang rusak
2.      Hemoptisis
Terjadi akibat nekrosis atau dekstruksi mukosa bronkus mengenai pembuluh darah (pecah) dan timbul pendarahan.
3.      Sesak napas (dispnea)
Timbulnya sesak napas tergantung pada luasnya bronkiektasis, kadang-kadang menimbulkan suara mengi akibat adanya obstruksi bronkus.
4.      Demam berulang
Bronkiektasis merupakan penyakit yang berjalan kronik, sering mengalami infeksi berulang pada bronkus maupun pada paru, sehingga sering timbul demam (demam berulang)
5.      Kelainan Fisik
a.       Sianosis
b.      Jari tabuh (clubbing finger)
c.       Bronki basah
d.      Wheezing

H.          PEMERIKSAAN
1.      Pemeriksaan Laboratorium
a.      Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum meliputi volume sputum, warna sputum, sel-sel dan bakteri dalam sputum. Bila terdapat infeksi volume sputum akan meningkat, dan menjadi purulen dan mengandung lebih banyak leukosit dan bakteri. Apabila ditemukan sputum berbau busuk  menunjukkan adanya infeksi kuman anaerob.
b.      Pemeriksaan darah tepi
Biasanya ditemukan dalam batas normal. Kadang  ditemukan adanya leukositosis menunjukkan adanya supurasi yang aktif dan anemia menunjukkan adanya infeksi yang menahun.
c.       Pemeriksaan urine
Ditemukan dalam batas normal, kadang  ditemukan adanya proteinuria yang bermakna yang disebabkan oleh amiloidosis, Namun Imunoglobulin serum biasanya dalam batas normal, kadang bisa meningkat ataupun menurun.
d.      Pemeriksaan EKG
EKG biasa dalam batas normal kecuali pada kasus lanjut yang sudah ada komplikasi kor pulmonal atau tanda pendorongan jantung.

2.      Pemeriksaan Radiologi
a.      Foto dada  PA dan Lateral
Biasanya ditemukan corakan paru menjadi lebih kasar  dan batas-batas corakan menjadi kabur, mengelompok, kadang-kadang ada gambaran sarang tawon  serta gambaran kistik dan batas-batas permukaan udara cairan. Paling banyak mengenai lobus paru kiri, karena mempunyai diameter yang lebih kecil kanan dan letaknya menyilang mediastinum,segmen lingual lobus atas kiri  dan lobus medius paru kanan.
b.      Pemeriksaan bronkografi
Bronkografi tidak rutin dikerjakan namun bila ada indikasi dimana untuk mengevaluasi penderita yang akan dioperasi yaitu penderita dengan pneumoni yang terbatas pada suatu tempat dan berulang yang tidak menunjukkan perbaikan klinis setelah mendapat pengobatan konservatif  atau penderita dengan hemoptisis yang pasif. Bronkografi dilakukan sertalah keadaan stabil, setalah pemberian antibiotik dan postural drainage yang adekuat sehingga bronkus  bersih dari sekret.

I.             KOMPLIKASI
Ada beberapa komplikasi bronkiektasis yang dapat dijumpai pada pasien, antara lain:
1.      Bronchitis kronik
2.      Pneumonia dengan atau tanpa atelektasis.
3.      Pleuritis, timbul bersamaan dengan timbulnya pneumonia.
4.      Efusi pleura atau empiema
5.      Abses metastasis di otak
6.      Hemoptisis
Terjadi karena pecahnya pembuluh darah cabang vena (arteri pulmonalis), cabang aeteri (arteri bronkialis) atau anastomosis pembuluh darah. Komplikasi hemoptisis hebat dan tidak terkendali merupakan tindakan bedah gawat darurat (indikasi pembedahan). Sering juga hemoptisis masih yang sulit diatasi ini merupakan penyebab kematian utama pasien bronkiektasis.
7.      Sinusitis
Keadaan ini sering di temukan dan merupakan bagian darikomplikasi bronkiektasis pada saluran nafas.
8.      Kor pulmonal kronik (KPK)
Komplikasi ini sering terjadi pada pasien bronkiektasis yang berat dan lanjut atau mengenai beberapa bagian paru. Pada kasus ini bila terjadi anastomosis cabang-cabang arteri dan vena pulmonalis pada dinding bronkus (bronkiektasis), akan terjadi arerio-venous shunt, terjadi gangguan oksigenasi darah, timbul seanosis sentral, selanjutnya terjadi hipoksemia. Pada keadaan lanjut akan terjadi hipertensi pulmonal, kor-polmonal kronik. Selanjutnya dapat terjadi gagal jantung kanan.
9.      Kegagalan pernafasan
Merupakan komplikasi paling akhir yang timbul pada pasien bronkiektasis yang berat dan luas.
10.  Amiloidosis
Pada pasien yang mengalami komplikasi amiloidosis ini sering ditemukan pembesaran hati dan limpa serta proteinoria.

J.            THERAPHY
1.      Antibiotik: Obat ini diberikan untuk membantu mencegah atau mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Seperti Ampisillin, Kotrimoksasol, atau amoksisilin  selama 5- 7 hari pemberian.
2.      Obat Anti-inflamasi : Ini juga dikenal sebagai non-steroid anti-inflammatory drugs atau NSAIDs. Mereka mungkin membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan (pembengkakan). Obat ini dapat menyebabkan perdarahan lambung atau masalah ginjal pada orang-orang tertentu.
3.      Ekspektoran : Obat-obatan ini akan membantu agar dahak (lendir dari paru-paru) menjadi lebih tipis. Ketika dahak meniipis, mungkin lebih mudah untuk batuk dan meludah keluar. Hal ini dapat membantu agar dapat bernapas lebih mudah.
4.      Imunoglobulin : obat ini dapat diberikan untuk membantu sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.
5.      Steroid : Obat steroid dapat membantu untuk membuka saluran udara sehingga dapat bernapas lebih mudah.
6.      Bedah : Hal ini dilakukan untuk menghilangkan bagian yang rusak dari paru-paru. Pembedahan biasanya hanya dilakukan jika pengobatan dengan obat-obatan telah gagal

K.          PENATALAKSANAAN
Pengelolaan pasien bronkiektasis terdiri atas dua kelompok, yaitu :
1.      Pengobatan konservatif
a.      Pengelolaan umum
Ditujukan terhadap semua pasien bronkiektasis, meliputi :
1)      Menciptakan lingkungan yang baik dan tepat bagi pasien
      Contoh : membuat ruangan hangat, udara ruangan kering.
2)      Memperbaiki drainase secret bronkus
Cara yang baik dikerjakan ialah sebagai berikut :
a)      Melakukan drainase postural,
      Tindakan ini merupakan cara yang paling efektif untuk mengurangi gejala, tetapi harus dikerjakan dengan posisi tubuh sedemikian rupa sehingga dapat dicapai drainase sputum secara maksimal.
b)      Mencairkan sputum yang kental.
      Hal ini dapat dilakukan dengan jalan inhalasi uap air panas atau dingin.
c)      Mengatur posisi tempat tidur pasien.
3)      Mengontrol infeksi saluran napas.
     Adanya infeksi saluran napas akut harus diperkecil dengan jalan harus diperkecil dengan jalan mencegah pemajanan kuman.

b.      Pengelolaan khusus
1)      Kemoterapi pada bronkiektasis
a)      Dapat  digunakan secara kontinu untuk mengontrol infeksi bronkus
b)      untuk pengobatan eksaserbasi infeksi akut pada bronkus/paru
c)      kemoterapi disini menggunakan obat antibiotic tertentu
2)      Drainase secret dengan bronkoskop
      Cara ini penting dikerjakan terutama pada permulaan perawatan pasien. Keperluannya antara lain adalah untuk:
a)      menentukan dari mana asal secret
b)      megidentifikasi lokasi stenosis atau obstruksi bronkus
c)      menghilangkan obstruksi bronkus dengan suction drainage daerah obstruksi tadi (misalnya pada pengobatan atelektasis paru).

c.       Pengobatan simtomatik
            Pengobatan lain yang perlu ditambahkan adalah pengobatan simtomatik. Sesuai dengan namanya , pengobatan ini hanya diberikan kalau timbul simtom yang mungkin mengganggu atau membahayakan pasien.
1)      Pengobatan obstruksi bronkus
Dapat diberikan dengan obat bronkodilator. Apabila hasil tes bronkodilator positif, pasien perlu diberikan obat bronkodilator tersebut.
2)      Pengobatan hipoksia
Dapat diberikan oksigen. Apabila pasien terdapat komplikasi bronkitis kronik, pemberian oksigen harus hati-hati, harus dengan aliran darah (cukup 1 liter/menit)
3)      Pengobatan hemoptosis
Tindakan yang perlu segera diberikan adalah upaya menghentikan perdarahan tersebut. Apabila perdarahan cukup banyak (masif), mungkin merupakan perdarahan arterial yang memerlukan tindakan operatif segera untuk menghentikan perdarahannya.
4)      Pengobatan demam
Diberikan antibiotik yang sesuai dosis cukup, dan perlu ditambahkan obat antipiretik seperlunya.

2.      Pengobatan pembedahan
a.       Tujuan pembedahan : mengangkat segmen/lobus paru yang terkena.
b.      Indikasi pembedahan :
1)      Pasien bronkiektasis yang terbatas dan resektabel yang tidak berespon terhadap tindakan-tindakan konservatif yang adekuat. Pasien perlu dipertimbangkan untuk operasi.
2)      Pasien bronkiektasis yang terbatas, tetapi sering mengalami infeksi berulang atau hemoptisis yang berasal dari daerah tersebut. Pasien dengan hemoptisis massif seperti ini mutlak perlu tindakan operasi.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A.    PENGKAJIAN
1.      Anamnesis
a.       Riwayat atau adanya faktor-faktor penunjang
1)      Merokok produk tembakau sebagai factor penyebab utama
2)      Tinggal atau bekerja daerah dengan polusi udara berat
3)      Riwayat alergi pada keluarga
4)      Ada riwayat asma pada masa anak-anak.
b.      Riwayat atau adanya faktor-faktor pencetus
1)      Allergen (serbuk, debu, kulit, serbuk sari atau jamur)
2)      Sress emosional
3)      Aktivitas fisik yang berlebihan
4)      Polusi udara
5)      Infeksi saluran nafas
6)      Kegagalan program pengobatan yang dianjurkan
2.      Pemeriksaan fisik
a.       Inspeksi
Klien dengan bronkhiektasis terlihat mengalami batuk-batuk dengan sputum yang banyak terutama pada pagi hari serta setelah tiduran dan berbaring. Pada inspeksi, bentuk dada biasanya normal.
Adanya batuk darah sering dijumpai pada sekitar 50% dari klien dengan bronkhiektasis. Batuk darah pada klien dengan bronkhiektasis biasanya bersifat masif karena sering melibatkan pecahnya pembuluh darah arteri yang meregang pada dinding bronkhus dan melemahnya dinding bronkhus akibat stimulus batuk lama dapat menyebabkan batuk darah masif.
b.      Palpasi
Pada palpasi, ekspansi meningkat dan taktil fremitus biasanya menurun.
c.       Perkusi
Pada perkusi, didapatkan suara normal sampai hipersonor.
d.      Auskultasi
sering didapatkan adanya bunyi napas ronkhi dan wheezing sesuai tingkat keparahan obstruktif pada bronkhiolus.

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan peningkatan produksi sekret, tertahannya sekret, sekret kental.
2.      Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dispnea, produksi sputum, mual/muntah
3.      Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan proses penyakit kronis, malnutrisi
4.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen dan kebutuhan
5.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi/tidak mengenal sumber informasi

C.    INTERVENSI KEPERAWATAN

No.
Diagnose keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
rasional
1.
Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan peningkatan produksi sekret, tertahannya secret, sekret kental.
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...×… jam diharapkan jalan nafas kembali efektif, dengan kriteria hasil :
·         Anak dapat mendemonstrasikan batuk efektif
·         tidak ada suara napas tambahan
·         secret dapat dikeluarkan.

Mandiri
  1. Kaji warna, kekentalan dan jumlah sputum.

  1. Kaji / pantau frekuensi pernafasan.




  1. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas.



  1. Berikan posisi yang nyaman (misal: semifowler)


  1. Bantu anak latihan nafas dalam.





  1. Ajarkan cara batuk efektif




  1. Pertahankan intake cairan sedikitnya 3000 ml / hari

Kolaborasi

  1. pemberian obat sesuai indikasi
(mis,: bronkodilator, nebulizer, mukolitik, ekspektoran kortikosteroid

Mandiri
  1. Karakteristik sputum dapat menunjukan berat ringannya obstruksi.

  1. Tacipneu biasanya ada pada beberapa derajat dapat ditemukan pada penerimaan atau selama stress/ proses infeksi akut.

  1. Derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat / tak dimanisfestasikan adanya bunyi nafas.

  1. Mempermudah untuk bernafas serta Meningkatkan ekspansi dada.

  1. Ventilasi maksimal membuka lumen jalan napas dan meningkatkan gerakan sekret ke dalam jalan napas besar untuk dkeluarkan

  1. Batuk yang terkontrol dan efektif dapat memudahkan pengeluaran sekret yang melekat di jalan napas

  1. Hidrasi yang adekuat membantu mengencerkan sekret dan mengefektifkan bersihan jalan napas

  1. Mempercepat proses penyembuhan


D.    IMPLEMENTASI
Implementasi atau tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi.

E.     EVALUASI
1. Diharapkan jalan napas kembali efektif, tidak ada suara napas tambahan, secret dapat dikeluarkan.
2.      Diharapkan kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
3.      Diharapkan tidak terjadi infeksi, risiko infeksi dapat dicegah
4.    Diharapkan anak dapat mempertahankan tingkat energy yang adekuat, dapat melakukan aktivitas sehari-hari kembali secara mandiri
5.   Diharapkan anak / orang tua serta keluarga  memahami kondisi, proses penyakit dan tindakan pengobatan yang diberikan



DAFTAR PUSTAKA

Aru W. Sudoyo. 2006. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid II, Edisi IV.  Jakarta : FKUI
Atul B. Mehta, A. Victor Hoffbrand. 2006. At a Glance Hematologi .Edisi 2.Jakarta:Erlangga
Brunner & Suddarth. 2000. Medical Surgical Nursing, Edition 9. Philadelphia : Lippincott.
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC
Doengoes, M.E. (2000). Rencana asuhan keperawatan pedoman untuk perencnaan / pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta : EGC
Elizabeth. 2001. Patofisiologi. Jakarta : EGC
http://www.nursingtimes.net/nursing-patients-with-bronchiectasis-part-on
http://www.drugs.com/cg/bronchiectasis-in-children.html
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika.
Somantri, Irman (2009). Asuhan Keperawatan dengan Klien dengan Gangguan Sistem Respirasi. Jakarta. Salemba Medika.
Wong, Donna ( 2004 ). Keperawatan Pediatrik. Alih Bahasa Monica Ester. Jakarta : EGC